Ini tulisan kesekian yang gua tulis. Sumpah entah kenapa tema “MEDSOS”
kali ini membuat ide gua sepertinya mentok. Bahkan setelah menulis dalam bentuk
cerpen sampai enam halaman, ide untuk endingnya pun sepertinya buyar.
Sepertinya memang kata Mhimi, tidak selamanya ending itu seperti yang kita
harapkan. Entahlah kenapa tema ini sepertinya membuat gua kehabisan ide, entah
karena gua adalah pengguna pasif alias lebih sering jadi pembaca atau likers, or lover status orang, entah karena merasa tema
ini akan membuat gua akan menjadi “nyinyir” akan tingkah laku orang-orang di
medsos. Yang jelas ini tulisan gua tulis lima jam sebelum deadline, meninggalkan cerpen
dengan ide medsos yang tinggal menyudahi endingnya, terbengkalai begitu saja
ahahaha
Gua akan membahas medsos dari sudut pandang diri gua sendiri deh. Kalau bahas
orang lain ngeri nanti ada yang tersinggung atau ada yang bunuh diri karena
tulisan gua kan berabe urusannya. Gua sedari dulu memang sangat jarang yang namanya meng-update status di medsos, sejak mulai dari jamannya Friendster, Facebook, Twitter, Path dan bahkan Instagram sekalipun. Dan beberapa medsos yang berakhir sebatas sign up saja. Entahlah kenapa ada rasa nggak nyaman
ketika harus mengupdate apa yang terjadi sama diri sendiri. Apalagi masalah yang berhubungan sama hati *eaaaa*. Makanya isi medsos
gua palingan photo liburan, atau kumpul sama teman-teman. Gitu-gitu aja sih isinya. Ganti photo profile aja sekali seabad ahahaha.
Salut buat mereka yang bisa mengaktualisasikan dirinya di mesdos dengan cara
yang tepat guna ahahaha. Bukan mereka yang sekedar asal nulis. Asal ini bukan
maksudnya masalah kualitas status sih ya. Asal ini mengarah ke mereka yang
terkadang kebablasan menggunakan medsos. Contohnya, umbar permasalahan dengan
pasangan di medsos, pasangan yang sudah menikah maksudnya. Penting ya? Itu
bukannya aib lu juga, kok malah dipamer-pamerin sih. Berharap iba yang baca?
Berharap di-like terus masalah lu kelar gitu? Masalah
ada buat diselesaikan, bukan buat dipamerkan. Apalagi sampai sebar cerita
kejelekan pasangan, gagal paham deh. Eits Deesan, tuhhkan jadi nyinyir ahahaha.
Sekarang ini media sosial terkadang
menjadi wadah curhat yang tidak pada tempatnya, atau menjadi sumber berita yang
belum tentu kebenarannya. Medsos menjadi ajang "pertempuran
politik" para pendukung fanatik. Mual deh bacanya. Saling hujat, caci,
merasa dukungannya paling benar. Yang akhirnya berujung ke arah SARA. Kayak paling benar deh hidupnya. Nggak sadar diadu domba? Mendukung sih boleh, namun jangan "mendewakan". Belum lagi mereka yang suka share photo yang "berdarah-darah".
Untuk menumbuhkan simpati dan empati, tidak harus dengan
"darah" kawan. Banyak cara yang lebih elegan dan santun.
Memang benar itu media sosial lu yang "punya". Namun layaknya
kehidupan sosial, ada aturan dan etika yang harus lu taati. Curhat yang nggak
pada tempatnya mbok ya difikirkan, atau jangan asal share berita yang nggak jelas. Asli yang
baca juga merasa terganggu. Memang bisa saja tinggal bilang kalau nggak suka,
silahkan hapus pertemanan. Kalau nggak suka jangan dibaca. Nggak bisa semudah
itu, lu juga bikin tulisan atau status juga di "ruang publik", sama
saja kayak di lingkungan sekitar lu ngoceh nggak karuan, trus memberikan berita
yang nggak benar. Sama-sama mengganggu kan. Hanya medianya aja yang beda. Nah
tuh kan gua jadinya melenceng lagi dari niat mau nulis apa ahahaha
Oke, kembali ke gua aja deh. Dan terus
terang gua bingung mau bahas apa ahahaha. Mau bahas manfaat serta kerugian nya
juga sudah banyak yang tahu lah. Lagian gua juga bukan motivator yang akan
membahas hal-hal tersebut. Mau bermanfaat atau berguna itu kembali ke diri
masing-masing deh. Pada intinya gunakan lah medsos dengan bijak. Lu nggak musti
sebijak Mario Teguh juga sih -masih bijak kan :D- atau sepuitis Pidi Baiq.
Postingan atau status lu juga nggak musti yang "berkelas" atau
"penting". Tetapi paling nggak tulisan atau status lu nggak bikin
rusuh atau cari "sensasi", artis karbitan sudah kebanyakan. Kecuali
sensasi dalam hal positif sih lanjutkan saja lah. Namun apa jadinya dunia
per-medsos-an tanpa sensasi? Hahaha sumpah deh ahhh, gelap otak dan fikiran gua
nulis tema ini. Karena seperti yang gua bilang, ujung-ujungnya gua akan
berakhir nyinyir sama tingkah laku para pelaku di medsos. Buat apa juga kan.
Sayang blog gua ahahaha.
Note: karena mereka curang dalam
menentukan aturan, tulisan ini berakhir gini ajah ahahahah. Kalau ada niat dan
waktu gua revisi. Dan postingan ini pun judulnya nggak nyambung, Ini semua untuk kalian my the Jones Team :D
Dee
wow, terasa banget esmosinya di tulisan ini.
BalasHapusuni emang juwarak :-p
love you unice..
ps: cerpennya ica kali dipublish uga ^^
Ahahahha ini tulisan mau diedit, serasa aneh bacanya :D
HapusIya nanti dipublish, masih mentok di endingnya ahahahaha
Buakakakkka, betul dek gita, tulisan uni penuh emosi, hahahhahha...... btw DP BBM itu belom diganti lho...
BalasHapus