Pagi! Hari ini rencananya kami akan ke Namsan Hanok Village – replika rumah-rumah kuno khas Korea. Setelah itu lanjut ke Myeongdong serta Namdaemun yang artinya mari belanja! :D.
Yukkk mari siap-siap.Untuk sampai ke Namsan Hanok Village, kami turun di Chungmuro Station, Exit 3. Tempatnya tidak terlalu jauh dari pintu keluar subway. Kami juga sempat bertanya awalnya, dimana persis lokasinya, pada seorang bapak di pom bensin. Ketika kami baru berkata Namsan, dia sudah mengarahkan telunjuknya untuk menujukkan arah. Terima kasih.
Tidak butuh waktu lama untuk mencapai pintu gerbangnya. Saat kami ke sana, kebetulan sedang ada festival. Sepertinya festival makanan. Dan juga sepertinya akan ada pertunjukan karena banyak yang sedang menggunakan Hanbok (pakaian khas Korea). Pertunjukan baru akan dimulai jam 11-an, jadi mari berkeliling dulu.
Di sini kita bisa menemukan rumah-rumah khas orang-orang Korea jaman dulu. Kita bisa melihat tempat tidurnya, ruang tamunya, dapur dan bahkan toiletnya. Kemudian ada juga beberapa permainan jaman dulu. Seperti memasukkan tombak ke dalam tong kecil. Serasa berada pada masa lalu. Di sini juga ada toko souvenir, tetapi harganya biasanya lebih mahal. Standar kalau kita beli di tempat wisata. Di bagian depan pintu masuk, kami melihat dua orang opa-opa yang sedang menganyam, bahannya sepertinya dari jerami. Dari bahan tersebut dijadikan sepatu, tas dll.
Ketika kami masuk ke salah satu bagian rumah, nampak para wanita-wanita muda dengan Hanbok warna warni sedang membersihkan tong-tong kecil dan peralatan lainnya. Entah itu untuk apa, karena kami hanya berphoto saja dengan mereka. Kalau bertanya takut membingungkan yang ditanya dan diri sendiri hahaha.
Kami kemudian berjalan ke bagian belakang perkampungan. Kami menemukan taman-taman hijau dan sebuah monumen (mungkin?). Dari sini N-Seoul Tower terlihat jelas. Ketika asik berphoto dan menikmati suasana, tiba-tiba ada dua orang anak SD menghampiri kami. Dia menanyakan kami darimana, kemudain menawarkan kami makanan yang sedang dibawanya. Semacam dodol, sepertinya sih bahannya tepung beras. Awalnya kami menolak dengan halus, tetapi mereka memaksa kami untuk mencobanya.
“Cobalah, ini makanan khas Korea.”
Wah jadi nggak tega menolak. Kami kemudian mencobanya. Enak rasanya hehehe. Sepertinya kue beras. Mereka bilang, kalau mau membelinya ada yang jual di depan nanti. Belilah untuk oleh-oleh. Wahhh jangan-jangan yang jualan maknya hahaha. Bencanda denk. Gomawo!
Saat kami berputar untuk kembali menuju perkampungan, kami menemukan sungai kecil yang airnya sangat jernih. Beberapa bocah terlihat asik bermain di dalamnya. Kami kemudian juga tertarik untuk mencoba sekedar membasahi kaki. Wuihhh airnya cukup dingin, tapi sejuk.
Ada hal yang sangat romantis yang kami lihat ketika kami hampir sampai di perkampungan lagi. Di sebuah kolam terlihat sepasang oma dan opa yang sedang duduk berdua. Opanya sedang memetik gitar dan omanya dengan berpakaian Hanbook ikut bernyanyi. So sweet! Hiks mereka romantisss banget. Bikin iri aja.
Setelah itu kami melihat pertunjukan minum teh. Ada sepasang turis bule berpakaian Hanbok, sedang duduk di depan ibu-ibu Korea yang juga pakai Hanbok. Si ibu terlihat dengan telaten membalikkan setiap helai daun-daun yang ada dalam sebuah wadah dengan sumpit. Sabar banget bu hahaha. Setelah helaian terakhir, si ibu menciduk air teh dan dimasukkan ke dalam cangkir. Sepasang bule, meminumnya. Cara minum juga diatur, tangan kanan memegang cangkir, tangan kiri diletakkan di bawah cangkir.
Setelah itu para pengunjung bisa menikmati teh gratis. Rasanya, wuekkk nggak sesuai dengan lidahku hahaha
Kami melanjutkan melihat pameran makanan. Kayaknya sih lezat dan enak. Tapi sayang makanannya nggak asli hahaha. Makanannya terbuat dari lilin. Tetapi tampilannya benar-benar seperti asli. Banyak contoh makanan yang dipamerkan.
Tiba-tiba muncul pertanyaan, kenapa yang jaga badannya rata-rata gemuk ya? Hahaha. Sepertinya mereka dari sekolah memasak. Ada seorang mas-mas yang terlihat sangat bersemangat melihat kami. Dia berkata “lezat-lezat” dalam bahasa Korea, tapi makanannya nggak bisa dicicipi mas hahaha. Dia begitu antusiasnya ketika kami ajak berphoto :D
Ketika kami mau menuju panggung pertunjukan, kami melihat orang-orang begitu ramainya berkeliling, Penasaran kami mendekat, wahhh ternyata ada permainan lain di sana. Pernah lihat Princess Man? Permainan ayunan yang sambil berdiri. Itulah yang sedang dilihat orang-orang. Seruuu kayaknya. Sayang antrian untuk ikut main terlalu banyak.
Saatnya melihat pertunjukan. ketika mau duduk, kami melihat ada yang melambai-lambaikan tangan. Sepertinya yang dipanggil kami, tetapi kami nggak punya teman ataupun saudara di Korea. Setelah dilihat dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkatnya, ternyata itu mamanya Daniel! Wahhh padahal kita nggak janjian lho. Daniel dan keluarganya juga ada di Namsan Hanok Village. Korea sempit ternyata hahaha.
Kami hanya menonton pertunjukan sebentar. Nggak ngerti bahasanya hahaha. Ceritanya tetang kerajaan-kerajaan gitu. Kami kemudian berpamitan dengan Daniel dan keluarganya. Sampai jumpa lagi!
Di depan gerbang Namsan Hanok Village, ada beberapa kios mobil yang menjual makanan kecil khas Korea, seperti Toppoki, Odeng, Bung-o-ppang (kue berbentuk ikan dengan isi pasta kacang merah). Dan tentu saja kue beras! Hahaha Kami mencoba beberapa makanan. Dan juga membeli oleh-oleh kue beras.
Perjalanan selanjutnya, Myeng-dong! Kaja!
Myeong-dong ramai dengan para anak mudanya. Wahhh beberapa pasangan terlihat memakai couple outfit. Duhhhh bikin iri hahaha. Di sini banyak sekali yang di jual. Toko kosmetik beragam merk terkenal di Korea ada di sini. Mereka menawarkan gratisan dalam bentuk sashetan kecil-kecil. Kalau mau jadi kolektor, datangi saja setiap toko hahaha. Di sini juga ada toko yang menjual souvernir. Mulai souvenir tradisional sampai K-pop. Harganya di Myeong-dong biasanya lebih mahal dibandingkan pasar seperti Namdaemun Market atau Dongdaemun Market.Es Krim di Myeon-dong |
Setelah mengelilingi dan memasuki beberapa toko kosmetik dan souvernir, kami melanjutka perjalanan ke Namdaemun Market. Untuk bisa sampai ke Namdaemun Market bisa ditempuh berjalan kaki dari Myeong-dong. Kalau naik subway bisa turun di Hoehyeon Station Exit 7.
Di Namdaemun, kalau bisa nawar akan lebih bagus. Tetapi hati-hati nawarnya. Nawarnya jangan terlalu ektrim, bisa-bisa dimarahin sama yang jual. Selama kami di sana sih belum pernah kena marah :D, sebenarnya dimana saja kali ya. Di Indonesia pun nawar terlalu murah penjualnya bisa ngamuk juga hahaha. Apalagi nawar udah alot, eh nggak jadi beli. Bisa dilempar pakai lemari sama yang jual hahaha.
Yang berkesan di Namdaemun, bukan barang-barangnya. Ada kejadian lucu. Waktu itu aku lagi berphoto, tiba-tiba ada seorang tante yang lagi lewat. Dia minta ikutan mau photo hahaha. Serasa jadi artis :D. Jadi anaknya si tante juga ikutan mengambil photo. Oke deh, say Kimchi! Tantenya kemudian sempat bertanya asal usul kami. Tidak berapa lama mereka pamitan.
Dari Namdaemun, kami sempat balik lagi ke Myeong-dong. Masih ada yang tertinggal belanjaannya hihihi. Dan malam harinya kami setelah pulang dari Myeng-dong, kami pulang dulu ke hostel kemudian menuju Gwanghwamun untuk berphoto di depan Gyeongbokgung Palace. Bisa photo di depan gerbangnya saja, soalnya sudah tutup :(. Ketika kami bergerak ke arah patung Raja Sejong, lampu sudah dimatikan :(, begitu ketika di air mancur Patung Laksamana Yi. Yah sayang. Sepertinya kami harus balik lagi ke sini. Suatu saat nanti. Tunggu kami ya!
Huaaaa hari yang melelahkan. Tepar :D
Dee
0 komentar:
Posting Komentar