Kemping? Muncul dipikiran yang ribet-ribet pasti. Musti bawa-bawa tenda, masang tenda, mandinya di sungai, panggilan alam juga di sungai. Trus makannya musti nyalain api, masak mie instant sebagai makanan standar. Dalam hitungan satu, dua, tiga, lupakannn itu! Sudah bukan jamannya ribet-ribet. Kecuali bagi para pecinta alam ya, mereka kan emang bakatnya sudah terlatih bersahabat dengan alam :).
Kemping ala bintang lima, begitu slogannya. Ketika cek ke webnya terlihat memang menarik. Photo-photonya bagus. Tapi namanya marketing ya, yang disajikan bisa saja yang bagus-bagus, nggak mungkin kasih lihat yang jelek-jelek. Akhirnya cari referensi lain, di blog-blog atau web yang pernah nulis tentang tempat ini, rata-rata memang bilang keren dan bagus. Photo-photonya juga bagus.
Kemping ala bintang lima, begitu slogannya. Ketika cek ke webnya terlihat memang menarik. Photo-photonya bagus. Tapi namanya marketing ya, yang disajikan bisa saja yang bagus-bagus, nggak mungkin kasih lihat yang jelek-jelek. Akhirnya cari referensi lain, di blog-blog atau web yang pernah nulis tentang tempat ini, rata-rata memang bilang keren dan bagus. Photo-photonya juga bagus.
Setelah menemukan waktu yang tepat, dengan beberapa orang kantor dan keluarga mereka, tanggal 22 dan 23 Desember 2012 kami menyambangi RAKATA TANAKITA CAMPSITE. Berhubung lagi long weekend, perjalanan ke sana memakan waktu hampir tujuh jam. Tepatnya enam jam, karena sempat berhenti untuk istirahat sekitar satu jam.
Untuk mencapai tempat ini, sepertinya bisa naik mobil sendiri atau mobil sewaan. Jangan mobil curian ya :D. Kalau naik angkutan umum bisa juga naik bus ke Sukabumi, kemudian naik angkot ke Cisaat. Di Cisaat turun di Polsek Cisaat, setelah itu tanya deh sama polisinya angkutan ke Situ Gunung (Rakata Tanakita Campsite) hihihi. Ada angkot ke arah Situ Gunung, tapi sepertinya tidak sampai masuk area perkemahan. Harus bayar lebih mungkin kalau mau diantarkan ke area perkemahan. Ke Sukabuminya naik dari mana? Ya bisa dari Bandung, Bogor, Jakarta, bahkan dari Aceh atau Papua :p. Masuk kawasan Perhutani mobil dan orangnya bayar ya.
Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, bagi yang nyupir apalagi hihihi, terbayar dengan tempat yang kerennnnn dan bersihhhhhhh. Asli, aku nggak dibayar satu sen pun sama pihak Rakata. Itu yang terlihat pertama kali menginjakkan kaki di Situ Gunung. Belum lagi disajikan pemandangan yang menakjubkan. Indonesia memang indah kawan. Mengutip kata seorang teman “menghargai keindahan Sang Pencipta itu terkadang dengan cara yang sederhana”.
Selang beberapa jam kedatangan kita, hujan turun dengan derasnya. Salahnya kita datang saat musim hujan hehehe. Untung bagian dalam tenda sangat nyaman. Karena kita datang 10 orang pas lima cowok dan lima cewek, jadi kita bagi tenda per-gender. Di dalam bagian tenda juga ada sekat-sekatnya. Maksimal satu tenda itu untuk 8 orang. Ada kasur dan sleeping bag untuk setiap orang. Diantara tenda-tenda juga tersedia Mushala.
Saat datang pertama kali sudah inspeksi ke toiletnya, bersihhh. Dan juga ada air panasnya, hanya saja toilet bagian bawah sering ga kebagian deh, soalnya pas aku dua kali mandi pakai ai dingin. Brrrr dingin banget, tapi seger setelah itu. Memang sudah dijelaskan saat kita datang, kalau air panasnya gantian atau gimana gitu (nggak menyimak dengan jelas :)). Tapi toilet bagian atas selalu tersedia air panasnya. Selain kekurangan itu, semua oke. Dan yang terpenting bersih.
Setelah hujan berhenti kita ditawarkan oleh pemandu untuk jalan ke danau. Lupa nama danaunya. Ketika lagi siap-siap, rintik hujan turun. Mereka sudah siap sedia lho, menyediakan mantel hujan plastik. Jika kita tetap jalan ya lajut, kalau nggak ya itu pilihan sendiri. Jalan ke danaunya berbatu-batu dan lumayan licin karena hujan. Sekitar lima belas menit jalan dari perkemahan. Walaupun hujan, pemandangan di danau lumayan bagus. Ada perahu dayung untuk mengitari danau. Rp 7.000 per orang. Serem buat aku yang nggak bisa berenang hahaha. Tapi mereka menyediakan pelampung. Jangan panik kalau tiba-tiba jatuh ke dalam danau, begitu wanti-wanti pemandu kita. Amit-amit.
Dari danau kita dipersilahkan istirahat. Untuk persiapan makan malam dan kegiatan malam hari. Oh ya, untuk teh dan kopi tersedia 24 jam. Saat kita datang juga ada pisang goreng sebagai snack, tau deh tuh buat kita atau grup yang udah datang duluan hahaha.
Makan malamnya ala prasmanan. Lauknya enak, ada sop juga. Makanannya enak-enak. Karena lapar atau dingin ya? Hahaha. Nggak kok, beneran enak. Sebelum makan ada beberapa orang yang main gitar dan nyanyi. Jadi pas makan, ya nggak jauh beda di kafe-kafe yang ada live musicnya, bedanya ini tempatnya di alam terbuka. Dingin-dingin, makanan enak, ada yang nyanyi lagu era 80 dan 90-an, mantap deh hahaha.
Selesai makan malam kita duduk dekat api unggun. Berhubung masih hujan rintik-rintik api unggunnya di bawah tenda besar, trus diatas semacam penggorengan besar. Acara musiknya berlanjut. Mereka juga bisa kok lagu-lagu jaman sekarang :D. Jadi don’t worry be happy. Yang main musik makin semangat lihat begitu antusiasnya kelompok kita bernyanyi hahaha. Nggak beberapa lama, di belakang kita sudah tersedia pisang bakar keju dan coklat. Dan anak-anak kelompok lain yang tadinya ikut duduk-duduk sama kita tiba-tiba berlari ke arahhhh mas-mas yang lagi memanggang jagung bakar! Perfecto! Enak janggung bakarnya, manis. Lezatos pokoknya.
Waktunya istirahat! Kasian juga sama yang main gitar hihihi. Malam ini menyenangkan dan mengenyangkan :D. Manptapsss.
Pagi-pagi terbangun sama suara bapak-bapak yang lagi bangunin anaknya buat shalat subuh. Untung anaknya hanya tiga, kebanyang kalau anaknya sepuluh berapa lama banguninnya hihihi. Tidurnya lumayan hangat dengan sleeping bag, dingin banget cuacanya pas malam. Tidur juga yang terlihat hanya mata.
Sarapan pagi dimulai jam 06.30. Makanannya juga mantap. Selain ada nasi goreng dan lauk pauk. Tersedia juga omelet dan pancake. Huaaaa beneran mantap-mantap. Awalnya kita mikir nih, yang masak pasti ibu-ibu, tapi yang terlihat di dapur cuma mas-mas lho hihihi. Sembari menunggu kegiatan beriktunya setelah sarapan, terjawab sudah megapa perkemahan ini terlihat bersih. Ada dua ibu-ibu yang lagi bersih-bersih dan menyapu.
Trekking ke air terjun! Yang ikut hanya empat orang dari kita. Perjalanannya sekitar 45 menit pergi dan 45 menit pulang. Jauh juga ya. Cukup melelahkan, apalagi bagi yang tidak terbiasa berolahraga seperti aku hahaha. Jalanannya mendaki menurun mendaki, samping kanan jurang :D. Jadi disarankan memakai sepatu yang nyaman dan membawa minum. Kalau lupa bawa minum ada yang jualan di tengah-tengah perjalanan. Di atas gunung.
Di area air terjun, yang namanya Curug Sawer, lebih banyak lagi yang jualan. Minuman, makanan, mulai gorengan sampai bakso. Ada juga yang jualan pernak pernik yang harganya mulai Rp 5.000. Tinggi air terjunnya sekitar 25 sd 30 meter kali ya. Airnya dinginnnn. Lumayan menghilangkan penat habis mendaki dan menurun :D. Untuk yang tidak ikut dalam perkemahan Rakata, harus bayar tiket masuk air terjun Rp 3.000.
Saat kembali ke perkemahan ada jalur lain yang bisa ditempuh dan bisa naik ojek, dengan perjalanan juga sekitar satu jam. Harganya Rp 25.000. Tetapi kami memutuskan kembali lewat jalan ketika kami datang. Serem aja naik turun gunung pakai ojek. Musti lewat hutan pula.
Sesampai di perkemahan, kita bisa ikutan permainan flying fox, free satu kali bagi penghuni Rakata. Kalau mau nambah bayar Rp 25.000 per-orang. Kemudian juga ada permainan rintangan bayarnya Rp 50.000 per-orang (kalau nggak salah ya J). Selain itu juga ada permainan air di sungai, tubbing (arung jeram dengan ban) dengan harga Rp 150.000 per-orang, sekitar 45 menit.
Kemudian siap-siap untuk check out, sebelumnya kita disuguhi singkong goreng yang renyah banget setelah trekking dari air terjun. Enak lho, belum pernah nemu yang seenak itu kayaknya hahaha. Kita juga makan siang dulu sebelum bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. Tetap lezatosss.
Kemping itu ribet? Nggak lagi deh :D
Untuk mencapai tempat ini, sepertinya bisa naik mobil sendiri atau mobil sewaan. Jangan mobil curian ya :D. Kalau naik angkutan umum bisa juga naik bus ke Sukabumi, kemudian naik angkot ke Cisaat. Di Cisaat turun di Polsek Cisaat, setelah itu tanya deh sama polisinya angkutan ke Situ Gunung (Rakata Tanakita Campsite) hihihi. Ada angkot ke arah Situ Gunung, tapi sepertinya tidak sampai masuk area perkemahan. Harus bayar lebih mungkin kalau mau diantarkan ke area perkemahan. Ke Sukabuminya naik dari mana? Ya bisa dari Bandung, Bogor, Jakarta, bahkan dari Aceh atau Papua :p. Masuk kawasan Perhutani mobil dan orangnya bayar ya.
Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, bagi yang nyupir apalagi hihihi, terbayar dengan tempat yang kerennnnn dan bersihhhhhhh. Asli, aku nggak dibayar satu sen pun sama pihak Rakata. Itu yang terlihat pertama kali menginjakkan kaki di Situ Gunung. Belum lagi disajikan pemandangan yang menakjubkan. Indonesia memang indah kawan. Mengutip kata seorang teman “menghargai keindahan Sang Pencipta itu terkadang dengan cara yang sederhana”.
Selang beberapa jam kedatangan kita, hujan turun dengan derasnya. Salahnya kita datang saat musim hujan hehehe. Untung bagian dalam tenda sangat nyaman. Karena kita datang 10 orang pas lima cowok dan lima cewek, jadi kita bagi tenda per-gender. Di dalam bagian tenda juga ada sekat-sekatnya. Maksimal satu tenda itu untuk 8 orang. Ada kasur dan sleeping bag untuk setiap orang. Diantara tenda-tenda juga tersedia Mushala.
Saat datang pertama kali sudah inspeksi ke toiletnya, bersihhh. Dan juga ada air panasnya, hanya saja toilet bagian bawah sering ga kebagian deh, soalnya pas aku dua kali mandi pakai ai dingin. Brrrr dingin banget, tapi seger setelah itu. Memang sudah dijelaskan saat kita datang, kalau air panasnya gantian atau gimana gitu (nggak menyimak dengan jelas :)). Tapi toilet bagian atas selalu tersedia air panasnya. Selain kekurangan itu, semua oke. Dan yang terpenting bersih.
Setelah hujan berhenti kita ditawarkan oleh pemandu untuk jalan ke danau. Lupa nama danaunya. Ketika lagi siap-siap, rintik hujan turun. Mereka sudah siap sedia lho, menyediakan mantel hujan plastik. Jika kita tetap jalan ya lajut, kalau nggak ya itu pilihan sendiri. Jalan ke danaunya berbatu-batu dan lumayan licin karena hujan. Sekitar lima belas menit jalan dari perkemahan. Walaupun hujan, pemandangan di danau lumayan bagus. Ada perahu dayung untuk mengitari danau. Rp 7.000 per orang. Serem buat aku yang nggak bisa berenang hahaha. Tapi mereka menyediakan pelampung. Jangan panik kalau tiba-tiba jatuh ke dalam danau, begitu wanti-wanti pemandu kita. Amit-amit.
Dari danau kita dipersilahkan istirahat. Untuk persiapan makan malam dan kegiatan malam hari. Oh ya, untuk teh dan kopi tersedia 24 jam. Saat kita datang juga ada pisang goreng sebagai snack, tau deh tuh buat kita atau grup yang udah datang duluan hahaha.
Makan malamnya ala prasmanan. Lauknya enak, ada sop juga. Makanannya enak-enak. Karena lapar atau dingin ya? Hahaha. Nggak kok, beneran enak. Sebelum makan ada beberapa orang yang main gitar dan nyanyi. Jadi pas makan, ya nggak jauh beda di kafe-kafe yang ada live musicnya, bedanya ini tempatnya di alam terbuka. Dingin-dingin, makanan enak, ada yang nyanyi lagu era 80 dan 90-an, mantap deh hahaha.
Selesai makan malam kita duduk dekat api unggun. Berhubung masih hujan rintik-rintik api unggunnya di bawah tenda besar, trus diatas semacam penggorengan besar. Acara musiknya berlanjut. Mereka juga bisa kok lagu-lagu jaman sekarang :D. Jadi don’t worry be happy. Yang main musik makin semangat lihat begitu antusiasnya kelompok kita bernyanyi hahaha. Nggak beberapa lama, di belakang kita sudah tersedia pisang bakar keju dan coklat. Dan anak-anak kelompok lain yang tadinya ikut duduk-duduk sama kita tiba-tiba berlari ke arahhhh mas-mas yang lagi memanggang jagung bakar! Perfecto! Enak janggung bakarnya, manis. Lezatos pokoknya.
Waktunya istirahat! Kasian juga sama yang main gitar hihihi. Malam ini menyenangkan dan mengenyangkan :D. Manptapsss.
Pagi-pagi terbangun sama suara bapak-bapak yang lagi bangunin anaknya buat shalat subuh. Untung anaknya hanya tiga, kebanyang kalau anaknya sepuluh berapa lama banguninnya hihihi. Tidurnya lumayan hangat dengan sleeping bag, dingin banget cuacanya pas malam. Tidur juga yang terlihat hanya mata.
Sarapan pagi dimulai jam 06.30. Makanannya juga mantap. Selain ada nasi goreng dan lauk pauk. Tersedia juga omelet dan pancake. Huaaaa beneran mantap-mantap. Awalnya kita mikir nih, yang masak pasti ibu-ibu, tapi yang terlihat di dapur cuma mas-mas lho hihihi. Sembari menunggu kegiatan beriktunya setelah sarapan, terjawab sudah megapa perkemahan ini terlihat bersih. Ada dua ibu-ibu yang lagi bersih-bersih dan menyapu.
Trekking ke air terjun! Yang ikut hanya empat orang dari kita. Perjalanannya sekitar 45 menit pergi dan 45 menit pulang. Jauh juga ya. Cukup melelahkan, apalagi bagi yang tidak terbiasa berolahraga seperti aku hahaha. Jalanannya mendaki menurun mendaki, samping kanan jurang :D. Jadi disarankan memakai sepatu yang nyaman dan membawa minum. Kalau lupa bawa minum ada yang jualan di tengah-tengah perjalanan. Di atas gunung.
Di area air terjun, yang namanya Curug Sawer, lebih banyak lagi yang jualan. Minuman, makanan, mulai gorengan sampai bakso. Ada juga yang jualan pernak pernik yang harganya mulai Rp 5.000. Tinggi air terjunnya sekitar 25 sd 30 meter kali ya. Airnya dinginnnn. Lumayan menghilangkan penat habis mendaki dan menurun :D. Untuk yang tidak ikut dalam perkemahan Rakata, harus bayar tiket masuk air terjun Rp 3.000.
Saat kembali ke perkemahan ada jalur lain yang bisa ditempuh dan bisa naik ojek, dengan perjalanan juga sekitar satu jam. Harganya Rp 25.000. Tetapi kami memutuskan kembali lewat jalan ketika kami datang. Serem aja naik turun gunung pakai ojek. Musti lewat hutan pula.
Sesampai di perkemahan, kita bisa ikutan permainan flying fox, free satu kali bagi penghuni Rakata. Kalau mau nambah bayar Rp 25.000 per-orang. Kemudian juga ada permainan rintangan bayarnya Rp 50.000 per-orang (kalau nggak salah ya J). Selain itu juga ada permainan air di sungai, tubbing (arung jeram dengan ban) dengan harga Rp 150.000 per-orang, sekitar 45 menit.
Kemudian siap-siap untuk check out, sebelumnya kita disuguhi singkong goreng yang renyah banget setelah trekking dari air terjun. Enak lho, belum pernah nemu yang seenak itu kayaknya hahaha. Kita juga makan siang dulu sebelum bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. Tetap lezatosss.
Kemping itu ribet? Nggak lagi deh :D
RAKATA TANAKITA CAMPSITE - Situ Gunung
Harga : Rp 450.000 per orang per malam (kecuali anak dibawah 3 tahun)
Contact Person : Mas Piping (mobile: 081311135064, office :021 7200469/7243252, email: piping.rakata@gmail.com atau info@rakata.co.id)
Hahaha sumpah aku nggak dititipin pesan buat nulis info dan contact person ini :p, sekedar membantu promosi ajah. Free hahaha.
Have fun!
Dee
0 komentar:
Posting Komentar